Wednesday, September 19, 2012

MAHASISWA YANG BAIK

TIPS MENJADI MAHASISWA YANG BAIK

Saat memasuki awal perkuliahan, para mahasiswabaru kerap kaget karena asing dengan lingkungan serta metode pembelajaran yang jauh berbeda dibandingkan dengan pola pembelajaran di sekolah. Hal ini apabila dibiarkan terus akan menghambat proses adaptasimahasiswa baru. Faktor lain yang menyebabkan kesulitan mahasiswa baru dalam beradaptasi dengan  adalah ketika mereka berhasil lolos seleksi di universitas favorit, para mahasiswa baru ini cenderung menilai bahwa perjuangannya telah selesai. Akhirnya, mereka terlena dan melupakan misi sesungguhnya, yaitu memperjelas visi utama untuk apa ia berkuliah. Akibatnya mereka cenderung menyepelekan perkuliahan, yang akan berakibat pada lama masa studinya di kampus. Lalu bagaimanakan kiat-kiat agar Anda sebagai mahasiswa baru bisa melalui proses demi proses dengan sukses sampai dengan lulus dan diterima kerja di perusahaan impian Anda?  Banyak hal yang bisa kita manfaatkan di masa kuliah yang begitu pendek tersebut. Berikut ini saya akan menguraikan 10 Tips bagaimana menjadi mahasiswa yang sukses:
1. Jadilah Mahasiswa Yang Proaktif. Para mahasiswa diajarkan untuk bertanggung jawab atas masa depan mereka. Inilah hal mendasar yang seringkali sulit untuk dikerjakan. Dengan kebiasaan ini, kedepannya mahasiswa baru tidak akan mengeluh dan tidak akan mudah menyerah ketika menghadapi dinamika perkuliahan yang sesungguhnya. Dampak dari kebiasaan yang pertama ini adalah menciptakan inisiatif, karena keadaan tidak bisa dipilih, makamahasiswa dituntut untuk pandai menentukan keputusan. Proaktif sikap mahasiswa yang paling mudah diantaranya adalah datang kuliah tepat waktu, tidak menyepelekan mengerjakan tugas kuliah, mengajukan diri pada Dosen apabila diminta bantuan dan sebagainya. Sikap-sikap ini apabila dibiasakan mulai tahun-tahun pertama kuliah akan membuat mental Anda terbiasa dengan sikap proaktif. Bahkan akan berguna di dunia kerja kelak.
2. Perluas Network. Network adalah peluang. Semakin luas network yang Anda miliki maka semakin besar peluang Anda untuk mendapatkan kesuksesan. Untuk itu, sedari awal Anda masuk kampus, kenalilah lingkungan pergaulan Anda. Tak hanya teman-teman satu angkatan, namun juga kakak angkatan. Hubungan pertemanan yang baik dapat Anda pergunakan kelak ketika Anda besok telah lulus dan mulai mencari pekerjaan. Peran kakak angkatan bisa membantu Anda. Seperti halnya ikatan alumni STAIN (kalo belum ada harus segera diprakarsai), sangat berguna dalam hal saling bantu-membantu rekan-rekan sesama almamater.
3. Dekati Dosen. Dekat dengan dosen secara personal, akan banyak membantu kelancaran kuliah Anda. Mengingat metode penilaian Dosen terhadap mahasiswanya saat ini masih kuat unsur subyektifitasnya. Kedekatan Anda dengan dosen juga akan sangat berguna ketika Anda masuk masa-masa skripsi dan juga pasca kelulusan. Siapa tahu dengan kedekatan Anda tersebut, Anda langsung dapat tawaran untuk menjadi Asisten Dosen atau bergabung dalam proyek-proyek dosen Anda.
4. Biasakan ke Perpustakaan. Perpustakaan bagi sebagian mahasiswa tingkat awal merupakan tempat asing dan membosankan untuk dikunjungi. Mereka cenderung lebih memilih nongkrong bersama teman-temannya di cafĂ©/kantin menunggu jadwal kuliah berikutnya, ketika saat jam kosong. Membiasakan diri mengunjungi perpustakaan, atau setidaknya hanya membaca buku-buku ‘ringan’ yang tidak berhubungan dengan mata pelajaran kuliah, akan membantu Anda terbiasa dengan lngkungan perpustakaan sehingga akan berguna kelak ketika Anda mulai mendapat tugas-tugas kuliah.
5. Asah Kemampuan Berorganisasi. Selain sisi akademik yang menjad focus Anda pada masa kuliah, sisi non akademis atau organisasi, juga akan membantu Anda mempertajam kemampuan Anda dalam bersosialisasi serta mengembangkan jiwa kepemimpinan Anda. Banyak orang-orang sukses yang ketika menjadi mahasiswa aktif berorganisasi, misalnya Akbar Tanjung, Anas Urbaningrum di Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI). Selain itu, beberapa HRD perusahaan juga member poin khusus bagi pelamar yang memiliki pengalaman organisasi di kampusnya. Mereka menilai bahwa pelamar akan lebih mudah beradaptasi di lingkungan perusahaan dan berpotensi untuk memimpin.
6. Pengembangan Diri. Masa perkuliahan memang masa-masa yang paling menyenangkan bagi remaja, namun sekaligus melenakan. Jadwal yang longgar, lingkungan teman yang luas kadang membuat mahasiswa baru, lupa terhadap waktu. Empat-Lima tahun masa perkuliahan sebenarnya merupakan waktu yang pendek. Anda harus dapat memaksimalkan waktu tersebut untuk pengembangan diri sebagai bekal Anda memperoleh pekerjaan yang Anda idamkan. Bekali Anda dengan kursus Bahasa (Inggris/Prancis/Mandarin), kursus computer (Desain graphis/AutoCAD/3DMax), sertifikasi kemampuan khusus (CCNA), dan sebagainya.
7. Sidejob. Mendekati pertengahan dan akhir masa kuliah, biasanya Anda akan memiliki jadwal perkuliahan yang semakin jarang. Banyak waktu luang disana. Pergunakan sebaik-baiknya waktu dengan kegiatan produktif, misalnya dengan mencoba pekerjaan sambilan atau paruh waktu di perusahaan tertentu(sidejob). Tidak perlu sebagai pegawai tetap, sebagai pegawai honorer pun bisa Anda coba jalani. Selain memberikan penghasilan, sidejob bisa Anda gunakan sebagai pengalaman kerja untuk batu loncatan Anda memperoleh pekerjaan yang tepat kelak ketika sudah lulus. HRD kadang terkesan dengan pelawar yang sudah ‘mencoba-coba’ bekerja di masa kuliahnya.
8. Coba Berwirausaha. Muara dari sebuah pendidikan adalah memperoleh pekerjaan yangsesuai dengan keinginan. Bukan begitu? Namun bagaimana jika pekerjaan tak jua didapat? Wirausaha adalah solusinya. Untuk itu, alangkah baiknya jika Anda sudah memulainya sedari masih duduk di nagku kuliah, sehingga Anda seakan-akan mencuri start dalam mengasah kemampuan berwirausaha. Banyak mahasiswa yang sukses sebagai pengusaha, karena pada saat kuliah mereka sudah mencoba berwirausaha, seperti Adri Subono, dll.
9. Biasiswa Luar Negeri. Apabila Anda termasuk aktegori mahasiswa yang haus akan ilmu sekaligus wawasan dan pengalaman, Anda bisa mencoba mencari beasiswa luar negeri. Dengan memperoleh beasiswa luar negeri adalah manfaat ganda yang dapat Anda peroleh: 1) Ilmu Akademik, 2) Wawasan yang semakin luas, 3) Mengasah Kemampuan Bahasa Asing Anda. Keuntungan lain yang dapat Anda rasakan adalah Anda akan mendapat perhatian lebih dari HRD ketika Anda melawar di salah satu perusahaan swasta-asing di Indonesia. Biasanya mereka akan memprioritaskan pelamar yang memiliki kemampuan bahasa lain selain bahasa Indonesia, misalnya Perusahaan Minyak Total Elf, biasanya akan memprioritaskan pelamar yang memiliki kemampuan bahasa prancis sebagai salah satu pertimbangan penerimaannya.
10. Pacaran? Hmmm…yang satu ini memang ‘bumbunya’ masa perkuliahan. Selama Anda bisa mengatur waktu dengan baik, pacaran pada masa kuliah tidak ada salahnya. Selain bisa menjadimotivator, juga dapat mengasah kemampuan Anda dalam hal sosialisasi. Banyak cara yang bisa Anda lakukan agar dapat memiliki gandengan di kampus, diantaranya membuat pribadi Anda memiliki daya tarik. Kuncinya adalah bersikap dewasa, dan jangan terlalu alay. Hal ini bisa terjadi karena sebagai mahasiswa baru, Anda masuk dalam masa transisi antara dunia SMA dan Kampus. Jadi, tinggalkan prilaku-prilaku semasa SMA Anda, mengaculah pada prilaku kakak-kakak angkatan Anda (khususnya yang sudah memiliki pacar), pilihlah pakaian-pakaian yangbersih dan selalu wangi. Selain bidang akademis oke, bidang non-akademis juga oke, prestasi ini akan menjadikan Anda sebagai mahasiswa favorit di kampus Anda.
Semoga Bermanfaat dan Harus Tetap Semangat...!!!!
@WindraHaffi

Wednesday, September 5, 2012

MEMBUAT MAKALAH YANG BAIK


BAGAIMANA MENULIS MAKALAH YANG BAIK

Menulis makalah mungkin saja merupakan hal yang paling sulit dan paling penting bagi para mahasiswa, sebagai aktivitas rutin di kampus. Ini bisa menjadi pekerjaan yang tidak mudah, karena membutuhkan waktu, pemahaman, pemikiran, penelitian dan bahasa yang baik.
Kemampuan menulis dalam hal ini menjadi salah satu penentu keberhasilan seorang mahasiswa dalam menempuh pendidikan Akademik, begitupun penunjang karier dan masa depan.
Berikut beberapa tips dalam membuat makalah yang baik:
1.   Tentukan fokus kajian. Kajian biasanya bersifat aktual dan momentatif. Jika makalah adalah topik yang ditugaskan, sangat penting untuk memahami secara jelas tugas yang diberikan. Menganalisa topik masalah untuk memahami persyaratan dan lingkup tugas.
Ingat, Anda harus fokus pada ide-ide yang telah Anda dapatkan, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk meninjau ulang tulisan yang akan kita presentasikan.
2.    Perbanyak membaca referensi yang berhubungan dengan kajian, sehingga makalah yang Anda buat tidak terkesan hanya berdasar pada referensi subjektif. Disini Anda tidak hanya harus membaca materi namun juga harus jelas mengatur informasi yang kita gunakan dari sumber lain.
Mulailah dengan penyorotan poin kunci dan membuat catatan khusus di atas kertas. Kumpulkan bahan-bahan, kemudian pikirkan tentang bagaimana Anda akan mengatur informasi tersebut. Pada langkah ini, Anda dapat mengatur lebih lanjut bahan makalah menjadi pemikiran yang terstruktur.
3.   Buatlah kerangka kajian. Buat kerangka, dari A sampai Z, berupa poin-poin apa yang akan Anda bahas. Disini pentingnya identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah sehingga Anda tahu apa yang akan Anda tuliskan.
Atur ulang struktur atau kerangka makalah. Dengan membuat draft atau kerangka, maka Anda bisa melihat keseluruhan aliran ide-ide yang telah Anda persiapkan dalam menulis.
4.   Mulailah menulis, tulislah terlebih dahulu apa yang Anda pahami, rasakan, dan amati. Cari waktu yang tepat untuk menulis, ketika bahan-bahan sudah tersedia. Lakukan peninjauan kata-kata dan ejaan bahasa yang Anda gunakan, jangan sampai karena kesalahan tulis sehingga menimbulkan pemahaman yang rancu bagi pembaca.
5.   Bertanyalah kepada ahlinya atau lebih dahulu mengambil mata kuliah tersebut. Anda juga bisa memelajari contoh makalah orang lain, apalagi jika masih bingung tentang penulisan dan cara pendekatan yang akan Anda gunakan, sebagai bahan perbandingan.
Dengan cara ini, Anda akan memahami bagaimana mengatur dan menyajikan informasi dengan baik, melihat bagaimana penulis memperkenalkan dan membuat topik yang menarik, gaya bahasa yang digunakan, mengembangkan ide dan memberikan kesimpulan yang jelas.
Kemudian, bandingkan efektivitas pendekatan yang Anda lakukan. Meski demikian, jangan sampai Anda menjiplak tulisan orang lain dengan melakukan beberapa perubahan. Ini adalah bentuk kecurangan.
6.   Jangan takut untuk menyatakan pendapat atau analisa, baik itu memberi masukan atau mengoreksi teori tertentu, bahkan ketidaksetujuan.
7.   Sebarkan tulisan Anda, mintalah pendapat dari pembaca, apakah mereka mengerti dengan maksud makalah atau tidak.
8.   Edit dan selalu sempurnakan. Jangan lupa untuk mencari hal-hal yang menarik bagi Anda dan bagi pembaca, sehingga makalah Anda terasa bermutu dan beda dengan yang lainnya.


TIPS MENYUSUSN MAKALAH YANG BAIK

Cara membuat makalah - Jika anda masih bingung dengan cara membuat makalah baiknya simak baik-baik 7 hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan suatu makalah.

Pada dasarnya makalah yang baik adalah memiliki tipe mendidik, dengan gaya yang nyaman untuk dibaca karena lebih efektif. Dan berikut ini merupakan 7 elemen penting yang perlu diperhatikan dalam cara membuat makalah yang baik:


1. Tulisan yang jelas (Clear). Titik pijak komunikasi yang efektif dalam menyusun sebuah makalah merupakan hal yang wajib untuk diperhatikan. Kejelasan berarti memasukkan tulisan ke dalam levelpemahaman pembaca sehingga harus digunakan kata serta kalimat yang mudah dipahami, dan ingat bahwa kewajiban penulis untuk berkomunikasi secara jelas agar pembaca dapat memahaminya.

2. Tulisan yang lengkap (Complete). Tulisan yang baik adalah tulisan yang mencakup semua informasi yang dibutuhkan untuk menunjukkan sesuatu hal dan mendorong apa pun yang diminta/dibutuhkan dalam makalah.  Data harus didesain sedemikian rupa dengan dilatari oleh tujuan tertentu karena detail-detail yang sifatnya acak malah akan tidak menarik dan hanya membingungkan pembaca.

3. Tulisan yang ringkas (Concise). Seperti yang dikatakan oleh William Shakespeare yaitu 'Brevity is the soul of wit' (keringkasan adalah inti kecerdasan). Jadi disini maksudnya buatlah makalah yang rinskas serta to the point, jangan lapisikomunikasi anda jika lapisan itu tidak mengarah pada poin utama atau memberi kontribusi terhadap tujuan utama pembuatan makalah. Karena pembaca akan terganggu, tidak terkesan akibat banyaknya kata-kata yang tidak berguna yang lebih merusak ketimbang membantu proses komunikasi.

4. Tulisan makalah yang Nyata (Concrete). Jika memang perlu gunakanlah angka-angka, ratio, dan fakta ketimbang hanya kalimat yang berusaha menguraikan hal-hal khusus.

5. Tulisan yang konstruktif (Constructive). inilah elemen dalam cara membuat makalah yang penting, kata serta kalimat yang membentuk bada positif atau aksi langsung memungkinkan anda menerima respon yang lebih baik, dan karenanya akan lebih efektif.

6. Tulisan yang bersahabat (Conversational). Gunakanlah komunikasi yang bersifat informal dan akrab karena akan lebih mudah dipahami dan diterima secara lebih baik. Menulis dalam bentuk informal akan menghasilkan komunikasi yang lebih efektif.


7. Tulisan yang benar (Correct). Cara membuat makalah yang terakhir adalah tentang akurasi karena sangat tidak efektif jika penulis makalah mengabaikannya. Tulisalah makalah dengan kalimat yang benar, ejaan, tata bahasa, fakta, dan opini yang benar serta menarik. Gunakan perangkat di komputer anda untuk menge-cek tata bahasa dan kalimat dalam makalah anda, atau bila perlu suruhlah orang lain untuk mengoreksi hasil makalah anda.

Nah itulah tadi
Cara membuat makalah yang baik menurut saya, dan apabila anda mempunyai kritik dan saran yang sifatnya membangun, mari kita sama-sama sharing agar nantinya kita bisa membuat makalah dengan baik, benar, dan efektif.
Advertiser

PENGANTAR FILSAFAT UMUM


Apakah Filsafat Itu?

Beberapa Kesalah-pahaman

Apakah sesungguhnya filsafat itu? Pertanyaan demikian itu telah diajukan sejak lebih dari dua puluh abad yang silam dan hingga kini tetap dipertanyakan banyak orang. Berbagai jawaban telah diberikan sebagai upaya untuk menjelaskan apakah sesungguhnya filsafat itu, namun tidak pernah ada jawaban yang dapat memuaskan semua orang. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa banyaknya jawaban yang diberikan justru semakin mengaburkan masalah yang hendak dijelaskan. Dengan demikian, persoalannya menjadi semakin rumit. Apakah benar demikian?
Kenyataannya sampai sekarang ini, masih banyak orang yang mengira bahwa filsafat adalah sesuatu yang serba rahasia, mistis, dan aneh. Ada pula yang menyangka bahwa filsafat adalah suatu kombinasi antara astrologi, psikologi, dan teologi. Tak mengherankan apabila di toko toko buku terkemuka sekalipun sering terlihat penempatan buku buku filsafat dicampur baurkan begitu saja dengan buku buku astrologi, psikologi, dan teologi.
Selain itu, karena filsafat juga disebut sebagai mater scientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan, maka cukup banyak pula orang yang menganggap filsafat sebagai  ilmu yang paling istimewa, ilmu yang menduduki tempat paling tinggi dari antara seluruh ilmu pengetabuan yang ada. Karena itu, filsafat hanya dapat dipaharni oleh orang orang jenius. Filsafat hanya dapat dipelajari oleh orang orang yang memiliki kernampuan intelektual luar biasa. Sehubungan dengan anggapan itu, ada. banyak mahasiswa yang sengaja menghindari mata pelajaran filsafat karena dianggap terlampau sukar dan pelik.
Sebaliknya, ada pula yang berpendapat bahwa filsafat itu tidak berharga untuk dipelajari. Filsafat tidak lebih dari sekedar lelucon yang tak bermakna alias "omongkosong". Apa gunanya mernpelajari filsafat yang tidak sanggup memberi petunjuk tentang bagaimana seseorang dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaannya? Apa gunanya mempelajari filsafat yang tak mampu memberi petunjuk tentang bagaimana merancang sebuah bangunan yang bisa memikat banyak orang sehingga laku dipasarkan? Apa gunanya mempelajari filsafat yang tidak dapat memberi petunjuk tentang bagaimana berternak ayarn yang paling berhasil? Singkatnya, mereka hendak mengatakan bahwa filsafat tidak memiliki kegunaan praktis.
Ada pula yang berpendapat bahwa filsafat hanyalah sejenis "ilmu" yang mengawang tanpa merniliki dasar pijakan konkret yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Karena filsafat berbicara tentang apa saja, padahal suatu disiplin ilmu hanya mengacu pada satu objek tertentu, maka filsafat tidak dapat dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu.
Di kalangan para rohaniwan dan teolog, ada pula yang memperlakukan filsafat hanya sebagai ancilla theologiae, yakni sebagai budak atau pelayan teologi. Sebagai pelayan teologi, filsafat bertugas menformulasikan argumentasi argurnentasi yang kuat untuk membela keyakinan dan ajaran agarna, tanpa memperdulikan apakah cara yang ditempuh itu benar dan sahih. Bahkan, ada juga rohaniwan dan teolog yang menuding filsafat sebagai alat iblis yang terkutuk. Karena itu, harus ditolak oleh semua orang beriman.
Dalam percakapan, sehari hari, acap kali kita dengar ada orang yang mengatakan, "Falsafah saya adalah..." atau "Filsafat pengusaha yang berhasil itu dan sebagainya. Apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan ungkapan ungkapan tersebut? Apakah arti istilah "falsafah" atau "filsafat" yang digunakan dalam ungkapan ungkapan tersebut di atas? Istilah "falsafah" atau "filsafaf 'yang digunakan dengan cara itu sesungguhnya mengacu kepada. sikap, pandangan, dan gagasan yang dipegang oleh seseorang untuk men hadapi segala persoalan dan tantangan yang harus diatasinya.
Ada lagi orang orang yang hendak menawarkan. "jasa baik” dengan berupaya membedakan pernakaian istilah "falsafah" dan. "filsafaf” dalam penggunaan praktis sehari hari, namun. malah berakibat semakin rancu.
Ada juga yang mengatakan bahwa karena semua orang berpikir, sesungguhnya semua orang adalah filsuf. Apakah benar setiap orang yang berpikir itu adalah filsuf   Jika benar demikian, berarti berpikir adalah berfilsafat, dan berfilsafat adalah berpikir. Jadi, pemikiran (sebagai hasil berpikir) adalah filsafat, dan filsafat adalah pemikiran. Memang benar orang yang berfilsafat itu berpikir, tetapi tidak semua yang berpikir berarti pula berfilsafat. Untuk berpikir secara filsafati, ada persyaratan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.
Kesimpangsiuran pendapat dan pandangan yang telah dikemukakan itu belum menyentuh keanekaragaman gagasan gagasan filsafati yang acap kali ”saling bertentangan" satu sama lain. Konsep konsep filsafati yang saling bertentangan sering pula menimbulkan pertikaian tak terdamaikan yang membuat filsafat semakin dianggap kacau balau. Tentu saja, hal itu menimbulkan kesan buruk terhadap filsafat. Oleh sebab itu, dapat dipahami apabila ada orang yang berpendapat bahwa filsafat merupakan sesuatu yang tidak jelas, kacau balau, tidak ilmiah, penuh dengan pertikaian dan perselisihan pendapat, tidak mengenal sistern dan metode, tidak tertib, dan juga tidak terarah. Tidak mengherankan pula jika ada yang menawarkan pemikiran untuk menertibkan filsafat karena menganggap filsafat tidak tertib. Akan tetapi, dapat dibayangkan bagaimanakah jadinya suatu filsafat bila ditertibkan. Tidakkah ia akan menjadi begitu "kurus" dan sangat "kerdil" karena kehilangan ruang gerak dan wawasan?
Pada masa kini ada sebagian orang yang mengatakan bahwa filsafat telah berada di penghujung jalan. Filsafat telah menempuh perjalanan yang sangat panjang dan kini harus berhenti. Pengembaraannya telah berakhir, dan tidak ada lagi sesuatu pun yang dapat dilakukannya. Filsafat sebagai induk segala ilmu pengetahuan telah berhasil melahirkan berbagai ilmu pengetahuan yang kini telah mandiri. Ilmu ilmu pengetahuan alam (natural sciences), ilmu ihnu pengetahuan sosial (social sciences), dan seluruh disiplin ilmu lainnya satu per satu telah memisahkan diri dari filsafat dan telah tumbuh menjadi dewasa. Filsafat selaku induk segala ilmu pengetahuan kini telah renta dan mandul. la tak mampu dan memang tak mungkin lagi untuk mengandung dan rnelahirkan. Karena itu, benar benar tidak berguna lagi.
            Beberapa kesalah pahaman dan kekeliruan tersebut justru menunjukkan ketidaktahuan tentang apa sesungguhnya filsafat. Memang pengamatan sekilas terhadap keberadaan filsafat dapat menyesatkan. Akan tetapi, apabila benar benar disimak  secara lebih serius dan lebih mendalam, filsafat akan semakin diminati, semakin menarik, semakin mernikat, dan semakin memukau.

Pengertian dan Definisi Filsafat

Secara. etiniologis, istilah "filsafat", yang merupakan padanan kata falsafah (bahasa Arab) dan philosophy (bahasa Ingris), berasal dari bahasa Yunani (philosophia). Kata philosophia merupakan kata majeMuk yang terdiri dari kata. philos dan sophia. Kata sophia  berarti kekasih, bisa juga berarti sahabat. Adapun philos berarti kebijaksanaan atau kearifan, bisa juga berarti pengetahuan. Jadi, secara harfiah philosophia berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Oleh karena istilah philosophia telah di Indonesiakan menjadi "filsafat", seyogyanya ajektivanya ialah "filsafati" dan. bukan "filosofis". Apabila mengacu kepada orangnya, kata yang tepat digunakan ialah "filsuf ' dan bukan "filosof'. Kecuali bila digunakan kata "filosofi" dan bukan "filsafat", maka ajektivanya yang tepat ialah "filosofis", sedangkan yang mengacu kepada orangnya ialah kata "filosof'.
Menurut tradisi kuno, istilah philosophia digunakan pertama kali oleh Pythagoras (sekitar abad ke 6 SM). Ketika diajukan pertanyaan apakah ia seorang yang bijaksana, dengan rendah hati Pythagoras menjawab bahwa ia hanyalah philosophia, yakni orang yang mencintai pengetahuan. Akan tetapi, kebenaran kisah itu sangat diragukan karena pribadi dan kegiatan Pythagoras telah bercampur dengan berbagai legenda; bahkan, tahun kelahiran dan. kematiannya pun tak diketahui dengan pasti. Yang jelas, pada masa Sokrates dan Plato, istilah philosophia sudah cukup populer.
Untuk memahami apa sebenarnya filsafat itu, tentu saja tidak cukup hanya mengetahui asal usul dan arti istilah yang di gunakan, melainkan juga harus memperhatikan konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut pemahaman mereka masing masing. Akan tetapi, perlu pula dikatakan bahwa konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf itu tidak sama. Bahkan, dapat dikatakan bahwa setiap filsuf memiliki konsep dan membuat definisi yang berbeda dengan filsuf lainnya. Karena itu, ada yang mengatakan bahwajumlah konsep dan definisi filsafat adalah sebanyakjumlah filsuf itu sendiri.
Berikut ini, akan diketengahkan beberapa konsep dan definisi yang kiranya memadai untuk memberi gambaran lebih jelas tentang apakah filsafat itu.
Para filsuf pra Sokratik mempertanyakan tentang  awal atau asal mula alam dan berusaha menjawabnya dengan menggunakan logos atau rasio tanpa meminta bantuan mythos atau mitos. Oleh sebab itu, bagi mereka, filsafat adalah ilmu. yang berupaya untuk memahami hakikat alarn dan realitas ada dengan mengandalkan akal budi.
Plato memiliki berbagai gagasan tentang filsafat. Antara lain, Plato pernah mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab sebab dan asas asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
Aristoteles (murid Plato) juga memiliki beberapa gagasan mengenai filsafat. Antara lain, ia mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip prinsip dan penyebab penyebab dari realitas ada. la pun mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari "peri ada selaku peri ada" (being as being) atau peri ada sebagaimana adanya" (being as such).
Rene Descartes, filsuf Prancis yang termasyhur dengan argumen je pense, donc je suis, atau dalam bahasa Latin cogito ergo sum ("aku berpikir maka Aku ada"), mengatakan bahwa filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia.
Bagi William James, filsuf Amerika yang terkenal sebagai tokoh pragmatisme dan pluralisme, filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang. R.F. Beerling, yang pernah menjadi guru besar filsafat di Universitas Indonesia, dalam bukunya Filsafat Dewasa Ini mengatakan bahwa filsafat "memajukan pertanyaan tentang kenyataan seluruhnya atau tentang hakikat, asas, prinsip dari kenyataan" Beerling juga mengatakan bahwa filsafat adalah suatu usaha untuk mencapai radix, atau akar kenyataan dunia wujud uga akar pengetahuan tentang diri sendiri.
Konsep atau gagasan dan definisi filsafat yang begitu banyak tidak perlu membingungkan, bahkan sebaliknya justru menunjukkan betapa luasnya samudera filsafat itu sehingga tidak terbatasi oleh sejumlah batasan yang akan mempersempit ruang gerak filsafat. Perbedaan perbedaan itu sendiri merupakan suatu keharusan bagi filsafat sebab kesamaan dan kesatuan pemikiran serta pandangan justru akan mematikan dan menguburkan filsafat untuk selama lamanya.

FELSAFAT, ILMU FILSAFAT, DAN ILMU PENGETAHUAN

Untuk menghindarkan kerancuan dalam pemahaman kita tentang apa dan bagaimana filsafat itu, perlu terlebih dahulu dibedakan antara fidsafat dan i1mu filsafat.
Pengertian kita tentang filsafat yang kita pergunakan dalam percakapan sehari hari, cenderung untuk diberi arti sebagai asas atau suatu pendirian yang mengandung prinsip prinsip yang kebenarannya telah kita yakini dan kita terima, sedemikian rupa sehingga asas atau pendirian tadi kita pergunakan sebagai dasar dan arah kehidupan kita atau masyarakat, untuk menjawab masalah masalah fundamental yang tidak dapat begitu saja diselesaikan secara teknis. Dengan demikian filsafat mendapatkan konotasinya sebagai pandangan hidup, sehingga muncul apa yang sering kita dengar dengan kata kata filsafat seorang Ilmuwan, filsafat seorang pedagang, filsafat seorang pendidik, filsafat seorang seniman, dan lain sebagainya.
Dalam pada itu filsafat sebagai ilmu, atau i1mu filsafat tidaklah berbeda dengan (cabang cabang) ilmu pengetahuan yang lain. Seperti halnya dengan ilmu pengetahuan yang lain, ilmu filsafat memiliki unsur unsur:
1.                  Gegenstand, yaitu suatu objek sasaran untuk diteliti dan diketahui menuju suatu pengetahuan, kenyataan atau kebenaran.
2.                  Gegenstand, tadi terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti.
3.                  Ada alasan atau motif tertentu, dan dengan cara tertentu, pula mengapa Gegenstand tadi terus menerus dipertanyakan.
4.                  Rangkaian jawaban yang diketemukan kemudian disusun kembali kedalam satu kesatuan sistem.
Di samping kesamaannya, ilmu filsafat sudah barang tentu mempunyai perbedaan atau ciri khasnya tersendiri, terutama terletak pada objek formalnya.
Ilmu filsafat mempertanyakan. hakikat (substansi) atau "apanya" objek sasaran yang dihadapinya dengan menempatkan. objek itu pada kedudukannya secara utuh atau totalitasnya; sedang ilmu ilmu cabang hanya melihat pada sesuatu sisi atau dimensi saja. Ilmu filsafat dalam menghadapi objek material manusia, maka yang ingin dicari yalah apa hakikat manusia itu, apa makna kehadirannya serta tujuan hidup baik dalam arti imanen maupun transenden. Dengan melihat objek material manusia hanya pada satu sisi atau dimensi saja, ilmu ilmu cabang tumbuh menjadi ilmu sosiologi, antropologi, hukum, ekonorni, politik, psikologi dan lain sebagainya.
Demikian pula dengan menempatkan objek material alam semesta, maka ilmu filsafat mempertanyakan. alam semesta dari sudut apanya (ontologik), dan bagi ilmu ilmu cabang melihatnya dari sudut dimensi tertentu dengan melahirkan klimatologi, geodesi, fisika, kimia, astronomi~ mekanika dan lain sebagainya.
Yang jelas, kenyataan telah menunjukkan bahwa setiap cabang ilmu, apabila dalam perkembangannya telah sampai pada spekulasi spekulasi ataupun teori teori yang paling dasar, mau tidak mau cabang ilmu tadi harus kembali memasuki kawasan ilmu filsafat, sebagaimana tejadi pada ilmu hukum dengan filsafat hukumnya, i1mu pendidikan, biologi, matematika, sejarah, da~n lain sebagainya.
Bahkan dalam perkembangan akhir akhir ini di kalangan berbagai perguruan tinggi atau program studi timbul kebutuhan untuk mengembangkan filsafat Ilmu (Philosophy of Science), yang oleh sementara pakar disebut ilmu tentang ilmu, sebagai akibat adanya implikasi implikasi baik positif maupun negatif perkembangan ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia itu sendiri.

MASALAH  MASALAH FUNDAMENTAL DALAM FILSAFAT

Tidak dapat diungkiri bahwa filsafat sebagai ilmu pengetahuan. telah dirintis oleh orang orang Yunani Kuno, semenjak abad VI SK dan sekaligus mereka pulalah yang telah meletakkan. dasar dasar bagi tradisi pemikiran intelektual. ala Barat.
Bahwa kelahiran filsafat Yunani kuno fidak dirintis oleh dunia Timur sudah ditegaskan oleh Diogenes Laertios pada tahun 200 yang kemudian penegasan. itu diperkuat oleh penelitian sebagaimana dilakukan. oleh Eduard Zeller dalam. karyanya Grundriss der Geschischte der Grieschischen Philosophie. Apa yang datang dari dunia Timur adalah pengetahuan pengetahuan. praksis seperti astronomi, matesis, pengobatan, dan lain sebagainya (Driyarkara & Busch, 1957).
Melalui mimbar akademis kelahiran dan perkembangan ilmu filsafat Barat diuraikan secara bertahap (Storig, 1970), yaitu Tahap Yunani Kuno (abad VI SM   VI M), Zaman pertengahan (abad VI_)CIV), melalui Renaissance (abad XV) dan Aufklaerung (abad XVIII), hingga zaman modem termasuk filsafat kontemporer (abad XIX XX).
Masing masing tahap memilild ciri dan. sifatnya sendiri, dan dalam perkembangan yang telah berlangsung selama 26 abad itu, Ilu filsafat dihadapkan pada masalah "abadi" yang tidak pemah terselesaikan dalam arti masing masing fihak akan memberikan jawabannya atas dasar pilihan keyakinannya sendiri sendiri, yang disana sini tidak sama, berbeda, bahkan saling bertentangan, yang muncul dalam setiap tahap atau pun kurun waktu. Masalah "abadi" yang dimaksud antara lain adalah:

1.                  Bidang ontologi yang mempermasalahkan:
1)                  Apakah hakikat (yang) "ada" (being, sein).
2)                  Apakah (yang) "ada" itu sesuatu yang tetap, abadi, atau terus menerus berubah.
3)                  Apakah (yang) "ada" itu sesuatu yang abstrak universal atau yang konkret  individual.
2.                  Bidang epistemologi yang mempermasalahkan:
1)   Apakah sarananya dan bagaimanakah caranya untuk mempergunakan sarana itu guna mencapai pengetahuan, kebenaran, atau kenyataan.
2)   Apakah tolok ukur bagi sesuatu yang dinyatakan sebagai yang benar dan yang nyata yang terus menerus dicari oleh ilmu pengetahuan.
3. Bidang antropologi yang mempermasalahkan:
1)         Apa dan siapa manusia itu.
2)         Bagaimana hubungan jiwa dan raga.
3)         Apa makna dan tujuan li~idup ini dan nilai nilai mana yang secara imperatif harus dipatuhi.

Dalam sejarah filsafat telah terbukti bahwa manusia sampai pada suatu batas di mana akal dan pengalman tidak lagi mampu menunjukkan jabawan mana yang paling benar dalam menghadapi masalah masalah fundamental tadi. Masing masing menjatuhkan suatu pilihan yang dirasakan paling sesuai dengan hati nuraninya, yang manifestasinya muncul sebagai aliran aliran dalam ilmu filsafat yang satu sama lain berbeda atau pun bertentangan.
Aliran aliran yang dimaksud , dapat disebut antara lain: idealisme/spiritualisme, materialisme, dualisme, pluralisme (dalam bidang ontologi); rasionalisme, empirisme, kritisisme agnostisisme, fenomenologi,. (dalam bidang epistemologi); monisme, dualisme, eksistensialisme, determinisme atau incleterminisme (dalam bidang antropologi).
Sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia dapat dipastikan bahwa lahirnya aliran aliran baru, cabang cabang baru dalam i1mu filsafat akan terus berlangsung. Sejarah memang telah membuktikan bahwa tiap zaman, tiap, kurun waktu memiliki pandangan filsafatnya sendiri sendiri.
Atas dasar itu pula dapat difahami mengapa ilmu filsafat diberi batasan atau definisi secara berbeda beda di mana tiap orang, tiap filsuf memberikan definisinya sendiri sendiri (Beekman 1973).
Dengan mengenyampingkan berbagai perbeclaan unsur dalain pemberian definisi, namun dapat disimpulkan bahwa ilmu filsafat adalah i1mu yang menunjukkan bagaimana upaya manusia yang tidak pernah menyerah untuk menentukan kebenaran atau kenyataan, secara kritis, mendasar dan integral. Karena itu dalam berfilsafat, proses yang dilalui adalah refleksi, kontemplasi, abstraksi, dialog, evaluasi, menuju suatu sintesis.
Ilmu filsafat tidak lagi hanya berada pada tataran abstrak universal dan tekstual , i1mu filsafat masa kini juga harus turun ke dataran kontekstual, partisipatif, dan emansipatolis. Filsafat disebut sebagai Ilmu K Titis (Magnis Suseno, 1992), dan didorong untuk  ikut berperan sebagai dasar dan arah dalam. penvelesaian masalah masalah fundamental di bidang sosial. ideologi, politik, ekonomi, serta pendidik an sebacrai humanisasi (Sonny Keraf Mikhael. Dua. 2001; Sastrapratedia, 2001a).
Kontekstuahsasi filsafat dengan kondisi aktual yang sedang kiata alami  dewasa ini menjadi semakin dirasakan urgensinya, seirin g dengan perkembangan masyarakat yang sedang mengalami dekadensi dalam berbagai bidang, kehidupan semacam apa vang pernah dilukiskan oleh Mohandas K. Gandhi vaitu "politics without principle, wealth without work, commerce without morality, pleasure without conscience, education without character, science without humanitv, and worship without sacrifice." (Sastrapratedja.. 2001b).


KESIMPULAN SEBAGAI WASANA KATA

Melalui pemaparan secara singkat ini kiranya beberapa kesimpulan yang dapat kata ambil adalah sebacai berikut.

  1. Filsafat adalah suatu upaya manusia, suatu "pengembaraan intelektual" yang tidak pemah mengenal titik akhir dalam mencari dan menemukan kebenaran atau kenvataan. Kebenaran atau kenyataan itu sendiii bukanlah barang jadi yang sudah selesai, "mandheg," dalam kebekuan dogmatis dan normatif, melainkan sesuatu. Yang terbuka.
  2. Kelahiran dan perkembangan filsafat yang telah berlangsung semenjak jaman Yunani Kuno, Abad Pertengahan melalui Renaisance dan Aufklaerung hinga. di jaman modemkon temporer sekarang ini dapat kita jadikan metode berfikir, atau "mitra dialog" yang selalu hadir di dalam kita menggali dan menerapkan ilmu.
Denggan memahami nilai nilai filsafati maka cakrawala. wawasan ilmiah kita akan diperluas dan diperdalam sedemikian rupa sehingga tanpa harus menjadi seorang, filsuf akan menjadikan diri kita sebagai ilmuwan    atau sajana yng arif, terhindar dari kecongkakan inteleltual tidak hanyut dalam biduk tradisi yang, memandang, ilmu hanva sebagai produk.



PENGANTAR ULUMUL QURAN


A. PENGERTIAN ULUMUL QUR’AN
Ungkapan ulumul qur’an berasal dari bahasa arab yaitu dari kata ulum dan al-qur’an. Kata ulum jamak dari ilmu dan al-qur’an. Menurut Abu syahbah ulumul qur’an adalah sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan al-qur’an,mulai dari proses penurunan, urutan penulisan,kodifikasi,cara pembaca,penafsiran,nasikh mansukh,muhkam mutashabih serta pembahasan lainnya


B. SEJARAH TURUNNYA ALQUR’AN DAN PENULISAN ALQUR’AN
Hikmah diwahyukan alqur’an secara berangsur-angsur adalah al-qur’an diturunkan dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari yaitu mulai dari malam 17 romadhan tahun 41 dari kelahiran nabi sampai 9 dzulhijah haji wada’ tahun 63 dari kelahiran nabi atau tahun 10 H. Proses turunnya ql-quran melalui 3 tahapan yaitu
1. Al-qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh mahfuzh yaitu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Dalam firmanya “ Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-qur’an yang mulia yang tersimpan dalam lauh al-mahfuzh (Q.S AL-buruuj :21-22)
2. Al-qur’an diturunkan dari lauh al mahfuzh ke bait Al-Izzah ( tempat yang berada di langit dunia )
3. Al-qur’an diturunkan dari bait al-Izzah ke dalam hati nabi melalui malaikat jibril dengan cara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakala satu ayat kadang satu surat.
Disamping hikmah diatas ada hikmah yang lainnya yaitu
1. Memantapkan hati nabi
2. Menentang dan melemahkan para penentang Al-qur’an
3. Memudahkan untuk dihafal dan difahami
4. mengikuti setiap kejadian yang menyebabkan turunya ayat-ayat al-qur’an dan melakukan penahapan dalam penetapan syari’at
5. membuktikan dengan pasti bahwa al-qur’an turun dari allah yang maha bijaksana
Penulisan al-qur’an pada masa Abu Bakar termotivasi karena kekwatiran sirnanya al-qur’an dengan syahitnya beberapa penghapal Al-qur’an pada perang yamamah, Abu bakar melakukan pengumpulan al-qur’an dengan mengumpulkan al-qur’an yang terpencar-pencar pada pelepah kurma,kulit,tulang dan sebagainya


C. ASBAB AN-NUZUL
Ungkapan asbab-nuzul merupakan bentuk idhofah dari asbab dan nuzul. Secara etimologi artinya sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu. Menurut Az-zargani Asbabuan-nuzul adalah sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan turunya ayat Al-qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi.Menurut Az-zargani urgensi asbab an-nuzul dalam mmahami Al-qur’an adalah
1. Membantu dan memahami sekaligus mengatasi ketidak pastian dalam menangkap pesan ayat-ayat Al-qur’an.
2. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum.
3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat al-qur’an bagi ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang bersifat kusus.
4. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan turunnya ayat al-qur’an.
5. Memudahkan untuk menghapal dan memahami ayat serta untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya.


D. MUNASABAH AL QUR’AN
Menurut Manna Al-qathan munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa ungkapan di dalam satu ayat,atau antar ayat pada beberapa ayat atau antar surat dalam al-qur’an. As-Suyuti menjelaskan langkah-langkah yang diperhatikan dalam menemukan munasabah yaitu:
a. Memperhatikan tujuan pembahasan suatu surat yang menjadi objek pencarian
b. Memperhatikan uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan yang dibahas dalam surat
c. Menentukan tingkatan uraian-uraian itu apakah ada hubungannya atau tidak
d. Dalam mengambil keputusan,hendaknya memperhatikan ungkapan-ungkspan dengan benar dan tidak berlebihan
Macam-macam munasabah;
1. Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya: berfungsi sebagai menyempurnakan surat sebelumnya
2. Munasabah antara nama surat dan tujuan turunya
3. Munasabah antar bagian suatu ayat
4. Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan
5. Munasabah antara suatu kelompok ayat dengan kelompok ayat disampingnya
6. Munasabah antara fashilah (pemisah)dan isi ayat
7. Munasabah antara awal surat dengan akhir surat yang sama
8. Munasabah antara penutup suatu surat dengan awal surat berikutnya


E. MAKIYAH DAN MADANIYAH
“Makiyah ialah ayat – ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah,kendatipun bukan turun di Mekkah .Madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah,kendatipun bukan turun di madinah.Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah di sebut Madaniyyah walaupun turun di Mekkah atau Arafah.”
Ciri-ciri spesifik makiyah dan madaniyah
1. Makiyah
a. Di dalamnya terdapat sajadah
b. Ayat-ayatnya dimulai dengan kalla
c. Dimulai dengan ya-ayuha an-nas
d. Ayatnya mengandung tema kisah para nabi dan umat- umat terdahulu
e. Ayatnya berbicara tentang kisah nabi Adam dan Idris kecuali surat al-baqoroh
f. Ayatnya dimulai dengan huruf terpotong- potong seperti alif lam mim dan sebagainya
2. Madaniyah
a. Mengandung ketentuan-ketentuan faroid dan hadd
b. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafikkecuali surat al-ankabut
c. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli kitab


F. MUHKAM DAN MUTASYABIH
Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui dengan gamblang baik melalui ta’wil ataupun tidak
Ayat mutasyabih adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui Allah seperti kedatangan kedatangan hari kiamat, kedatangan dajjal.
Hikmah keberadaan ayat mutasabih dalam Al-qur’an adalah:
1. Memperlihatkan kelemahan akal manusia.
2. Teguran bagi orang-orang yang mengotak atik ayat mutasabih.
3. Memberikan pemahaman abstrak Illahi kepada manusia melalui pengalaman inderawi yang biasa disaksikannya.
G. QIRO’AT AL-QUR’AN
Qiro’at adalah ilmu yng mempelajari cara-cara mengucapkan kata-kata al-qur’an dan perbedaan-perbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnya.
Macam-macam qiro’at:
1. Qiro’at Sab’ah ( Qiro’at tujuh ) adalah imam-imam qiro’at ada tujuh orang, yaitu:
a. ‘Abdullah bin Katsir Ad-Dari (w.120 H ) dari Mekkah.
b. Nafi’ bin ‘Abdurrahman bin Abu Na’im (w .169 H ).dari madinah
c. ‘Abdullah Al-yashibi (w.118 H ) dari Syam
d. Abu Amar (w.154 H ) dari Irak
e. Ya’kub (w.205 H ) dari Irak
f. Hamzah (w.188 )
g. ‘Ashim (w.127 H )
2. Qiro’ah Asyiroh adalah qiro’ah sab’ah ditambah dengan 3 imam yaitu: Abu Ja’far, Ya’kub bin Ishaq, kalaf bin hisyam
3. Qiro’ah Arba Asyiroh (qiro’ah empat belas) yaitu qiro’ah sepuluh ditambah dengan 4 imam yaitu Al-hasan al basri, muhammad bin abdul rohman,yahya bin mubarok,Abu fajr muhammad bin ahmad.
Dari segi kualitas qiro’ah dapat dibagi menjadi
1. Qiro’ah Mutawwatir yaitu qiro’ah yang disampakan kelompok orang yang sanatnya tidak berbuat dusta
2. Qiro’ah Mashur yaitu qiro’ah yang memiliki sanad sahih dan mutawatir
3. Qiro’ah ahad yaitu memiliki sanad sahih tapi menyalahi tulisan mushaf usmani dan kaidah bahasa Arab
4. Qiro’ah Maudhu yaitu palsu
5. Qiroah Syadz Yaitu menyimpang
6. Qiro’ah yang menyerupai hadist mudroj (sisipan)

Imam-imam Qira’ah Sab’ah (Tujuh Qurra’) yang termasyhur itu adalah :
1. Ibnu Amir (21 – 118 Hijriyah)
2. Ibnu Katsir (45 – 120 Hijriyah)
3. ‘Ashim (… – 128 Hijriyah)
4. Abu ‘Amr (68 – 154 Hijriyah)
5. Nafi’ (70 – 169 Hijriyah)
6. Hamzah (80 – 156 Hijriyah)
7. Al-Kisa’i (119 – 189 Hijriyah)

PENGANTAR SEJARAH PERADABAN ISLAM


BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
Dalam sejarah kebudayaan ummat manusia proses tukar-menukar dan interaksi (intermingling) atau pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain memang senantiasa terjadi, seperti yang terjadi antara kebudayaan Barat dan peradaban Islam. Dalam proses ini selalu terdapat sikap resistensi dan akseptansi. Namun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibanding yang lain yang tejadi adalah dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibn Khaldun, "masyarakat yang ditaklukkan, cenderung meniru budaya penakluknya".
Ketika peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.
B. Perumusan masalah
Adapun masalah yang akan dibahas adalah seputar pengertian peradaban islamdan juga peradaban islam sebagai ilmu pengetahuan dan dasar-dasar peradaban islam serta sedikit menyinggung tentang perekembangan perdaban islam
C. Pembatasan Masalah
Adapun didalam pembahasan yang akan didiskusikan tidak keluar dan menyimpang dari semua yang ada tertulis didalam makalah ini yang ruang lingkupnya hanya seputar pengantar peradaban islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peradaban
Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Tetapi dalam B. Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam B. Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun (peradaban)
Menurut A.A. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban diartikan dalam dua cara:
(1) proses menjadi berkeadaban, dan
(2) suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
Suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, mis. Memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah.
Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di satu sisi dan antropologis di sisi lain. Istilah kebudayan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh2an, diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Dalam latihan ini memerlukan proses dan mengembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia. Maka culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.
B. Meraih Kejayaan Islam dengan Iptek
Berdasarkan penjelasan Ibnu Khaldun tentang kebangkitan suatu peradaban, jika umat Islam ingin membangun kembali peradabannya, mereka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi¹. Tanpa ini, kebangkitan Islam hanya akan menjadi utopia belaka.
Menurut Ibnu Khaldun, wujud suatu peradaban merupakan produk dari akumulasi tiga elemen penting yaitu, kemampuan manusia untuk berfikir yang menghasilkan sains dan teknologi, kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer, dan kesanggupan berjuang untuk hidup. Jadi kemampuan berfikir merupakan elemen asas suatu peradaban. Suatu bangsa akan beradab (berbudaya) hanya jika bangsa itu telah mencapai tingkat kemapuan intelektual tertentu. Sebab kesempurnaan manusia ditentukan oleh ketinggian pemikirannya.
Suatu peradaban hanya akan wujud jika manusia di dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Suatu pemikiran tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih mendasar lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari pandangan hidup.
Maka dari itu, pembangunan kembali peradaban Islam harus dimulai dari pembangunan ilmu pengetahuan Islam. Orang mungkin memprioritaskan pembangunan ekonomi dari pada ilmu, dan hal itu tidak sepenuhnya salah, sebab ekonomi akan berperan meningkatkan taraf kehidupan. Namun, sejatinya faktor materi dan ekonomi menentukan setting kehidupan manusia, sedangkan yang mengarahkan seseorang untuk memberi respon seseorang terhadap situasi yang sedang dihadapinya adalah faktor ilmu pengetahuan. Dari sini, kita melihat peran vital pendidikan sebagai jalan kebangkitan peradaban Islam.
1. science And Civilization in islam, pengarang : seyyed Hossein nasr. penerbit : Barnes & Noble Books, New york : hal : 97- 98
Lebih penting dari ilmu dan pemikiran yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat, adalah intelektual. Ia berfungsi sebagai individu yang bertanggung jawab terhadap ide dan pemikiran tersebut. Bahkan perubahan di masyarakat ditentukan oleh ide dan pemikiran para intelektual. Ini bukan sekedar teori tapi telah merupakan fakta yang
terdapat dalam sejarah kebudayaan Barat dan Islam. Di Barat ide-ide para pemikir, seperti Descartes, Karl Marx, Emmanuel Kant, Hegel, John Dewey, Adam Smith dan sebagainya adalah pemikir-pemikir yang menjadi rujukan dan merubah pemikiran masyarakat.
Demikian pula dalam sejarah peradaban Islam, pemikiran para ulama seperti Imam Syafii, Hanbali, Imam al-Ghazzali, Ibn Khaldun, dan lain sebagainya mempengaruhi cara berfikir masyarakat dan bahkan kehidupan mereka. Jadi membangun peradaban Islam harus dimulai dengan membangun pemikiran umat Islam, meskipun tidak berarti kita berhenti membangun bidang-bidang lain. Artinya, pembangunan ilmu pengetahuan Islam hendaknya dijadikan prioritas bagi seluruh gerakan Islam.
Guna memuluskan jalan menuju kebangkitan peradaban Islam ini, umat Islam harus giat belajar, mengkaji, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Demi kemajuan para pemimpin dan umat Islam berada di atas nilai-nilai Islami. Sehingga umat Islam akan menjadi khairu ummah sebagaimana yang disinyalir QS Ali Imran [3]: 110.
C. Dasar-dasar Peradaban Islam
Analisis Historis Dan Konstektual Dalam Kajian Literatur Islam Klasik; Adalah kesepakatan keimanan seluruh kaum muslimin bahwa Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah agama yang dihadirkan untuk menjadi petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia. Pandangan ini didasarkan pada teks al Qur-an : Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembir Dan sebagai pemberi peringatan tetapi kebanyakan manusia tidakmengetahui”. Dalam teks lain dikemukakan bahwa visi atau tujuan akhir yang dibawa oleh agama ini adalah kerahmatan (kasih sayang). Dan ini bukan hanya bagi manusia tetapi juga bagi alam semesta. Ia adalah agama yang merahmati alam semesta.(Q.S. al Anbiya,21: 107). Berdasarkan teks al Qur-an tersebut, maka seluruh manusia merupakan ciptaan Tuhan Dan semuanya meski memiliki latarbelakang kultural, etnis, warna kulit, kebangsaan, Dan jenis kelaim, menempati posisi yang sama di hadapan-Nya.
Hal ini dinyatakan secara eksplisit Dalam al Qur-an :;Wahai manusia, Kami ciptakan kamu sekalian terdiri dari laki-laki Dan perempuan Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa Dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah yang paling bertaqwa (kepada Allah;.(Q.S. Al Hujurat, 13). Ini sungguh merupakan pernyataan paling tegas mengenal universalitas Islam Totalitas Islam pada sisi lain muncul Dalam konsep “Trilogi Islam”. Trilogi ini merupakan ajaran yang mewadahi dimensi-dimensi manusia. Pertama, dimensi keimanan. Dimensi ini berpusat pada keyakinan personal manusia terhadap;Kemahaesaan Tuhan;, pada;al Nubuwwat; (kenabian dan kitab-kitab suci) Dan;al Ghaibiyyat” (metafisika). Dimensi ini biasanya juga dikenal dengan istilah “aqidah”. Kedua adalah dimensi aktualisasi keyakinan tersebut yang bersifat eksoterik (hal-hal yang dapat dilihat, yang lahiriyah). Dimensi ini berisi aturan-aturan bertingkahlaku baik tingkah laku personal dengan Tuhannya, tingkah laku interpersonal yakni antar suami-isteri Dan bertingkahlaku antar personal. Dimensi ini biasanya disebut “syari’ah”. Ketiga aturan ini kemudian dirumuskan oleh para ulama Islam sebagai : aturan ibadah, aturan hukum keluarga (al ahwal al syakhshiyyah), Dan aturan mu’amalat atau pergaulan antar manusia Dalam ruang publik dengan segala persoalannya. Dimensi ketiga adalah aturan-aturan yang mengarahkan gerak hati (dimensi esoterik) yang diharapkan akan teraktualisasi Dalam sikap- sikap moral luhur atau al Akhlaq al Karimah. Ini biasanya disebut juga dimensi “tasawuf/akhlaq”.Seluruh dimensi ajaran Islam tersebut diambil dari sumber-sumber otoritatif Islam yakni al Qur-an Dan Hadits Nabi. Kedua sumber utama Islam ini mengandung prinsip-prinsip, dasar-dasar normatif, hikmah-hikmah Dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan bagi hidup Dan kehidupan manusia. Al Qur-an menyatakan : “Kami tidak melupakan sesuatupun di Dalam al Kitab”. Q.S.Al An’am,6:38). Dari sini para ulama kemudian mengeksplorasi Dan mengembangkan kandungannya untuk menjawab kebutuhan manusia Dalam ruang Dan waktu yang berbeda-beda Dan berubah-ubah.
Ekplorasi Dan pengembangan tersebut dilakukan melalui alat Analisis yang bernama Ijtihad, Istinbat atau Ilhaq al Masail bi Nazha-iriha atau sebutan lain yang identik dengan aktifitas intelektual. Alat-alat Analisis inilah yang kemudian melahirkan khazanah intelektual Islam yang maha kaya Dalam beragam disiplin ilmu pengetahuan Dan teknologi. Inilah yang kemudian menciptakan peradaban Islam yang gemilang. Aktifitas intelektual kaum muslim paling produktif Dalam sejarah Islam lahir pada tiga abad pertama Islam.Menelusuri aktifitas intelektual kaum muslimin pada tiga abad pertama Islam kita menemukan bahwa para sarjana Klasik Islam Klasik ternyata tidak melakukan dikotomisasi antara ilmu pengetahuan Agama Dan pengetahuan umum (sekuler). Mereka meyakini bahwa beragam jenis ilmu pengetahuan adalah ilmu Allah yang mahakaya. Bahkan pergulatan intelektual mereka dilakukan dengan mengadopsi secara selektif produk-produk ilmu pengetahuan Helenistik Dan Persia terutama Dalam bidang filsafat Dan fisika.Aspek Hukum Islam Pada tataranpengetahuan keagamaan, bidang paling hidup Dan produktif adalah bidang hukum. Ini memang wajar karena tingkahlaku manusia senantiasa bergerak Dan ruang Dan waktu yang semakin meluas Dan cepat disamping ini paling mudah dipahami banyak orang. Maka sampai abad ke IV H, peradaban Islam telah menghasilan ratusan para ahli hukum Islam terkemuka (mujtahidin) selain empat Imam mujtahid; Abu Hanifah, Malik bin Anas, Muhammad bin Idris al Syafi’i Dan Ahmad bin Hanbal. Mereka bekerja keras untuk mengeksploitasi Dan mengembangkan hukum Islam bagi keperluan masyarakat yang senantiasa berkembang. Masing-masing dengan metodanya Dan kecenderungannya sendiri-sendiri. Produk-produk hukum mereka yang dikemudian hari dikenal dengan sebutan “fiqh”, senantiasa memiliki relevansi dengan konteks sosio-kulturalnya masing-masing. Jika kita harus memetakan pola fiqh ke empat mazhab paling terkenal di atas, maka dapat kita kemukakan : Mazhab Hanafi adalah mazhab ahl al Ra’y (rasionalis), mazhab Maliki; mazhab “muhafizhin” (menjaga tradisi), Syafi’i mazhab al Tawassuth, Dan Hanbali ; mazhab “mutasyaddidin”. Pembagian pola atau katagorisasi ini tentu saja tidak bersifat absolut, melainkan sebagai kecenderungan utama atau umum. Satu hal yang sangat menarik adalah bahwa mereka Dan para pengikutnya yang awal senantiasa saling menghargai pendapat lainnya. Satu pernyataan yang sering dikemukakan mereka adalah “Ra’yuna Shawab Yahtamil al Khatha’ wa Ra’yu Ghairina Khatha Yahtamil al Shawab” (pendapat kami benar tetapi boleh jadi keliru, Dan pendapat selain kami keliru tetapi mungkin saja benar).Sikap menghargai pandangan orang lain yang berbeda ditunjukkan oleh Imam Malik bin Anas melalui penolakannya terhadap Khalifah dinasti Abbasiyah, Abu Ja;far al Manshur yang menghendaki kitab;Al Muwattha; sebagai rujukan hukum bagi seluruh masyarakat muslim. Kepada Khalifah beliau mengatakan :;anda tahu bahwa di berbagai wilayah negeri ini telah berkembang berbagai tradisi hukum sesuai dengan kemaslahatan setempat. Biarkan masyarakat memilih sendiri panutannya. Maka saya kira tidak ada alasan untuk menyeragamkannya. Sebab tidak ada seorangpun yang berhak mengklaim kebenaran atas nama Tuhan sekalipun”.(Inna likulli qawmin Salafan wa Aimmah).(Baca : Subhi Mahmasani, Falsafah al Tasyri; fi al Islam, 89). Upaya-upaya ke arah pengembangan hukum Islam sesudah abad IV H, memang kemudian mengalami proses stagnasi atau tidak berjalan secara progresif. Kecenderungan umum keberagaman umat Islam adalah mengikuti apa yang sudah ada, yang sudah jadi, produk para ulama sebelumnya. Pemikiran mereka direproduksi Dalam beragam pola ; syarh, hasyiyah, matan Dan nazhm. Kebutuhan Menghidupkan Teks Dewasa ini sangat disadari bahwa produk- produk Islam tidak lagi cukup memadai untuk menjawab berbagai problem baru produk modernitas. Karena itu upaya- upaya menghidupkan teks-teks fiqh, sudah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak dilakukan oleh umat Islam.
Beberapa hal yang bisa dijadikan dasar kontekstualisasi adalah :Mengkaji substansi, kausalita; hukum yang terdapat Dalam teks. Cara ini sejalan dengan kaedah fiqh :
- Mengkaji sosio-kultural Dan Politik yang melatarbelakangi teks-teks fiqh Klasik.²
- Menjadikan realitas sosial baru sebagai bahan Analisis bagi kemungkinan dilakukannya perubahan hukum. Ini sejalan
- dengan kaedah “Taghayyur al Ahkam bi Taghayyur al Ahwal wa al Azminah wa al Amkinah”(hukum bisa
- berubah karena perubahan keadaan, zaman Dan tempat).
- Perubahan hukum tersebut harus selalu mengacu pada empat hal : Keadilan, Kemaslahatan, Ke Kerahmatan Dan Kebijaksanaan.
2. Abu Ishaq al Syathibi, Al Muwafaqat fi Ushul al Syari’ah, Maktabah Tijariyah Kubra, Kairo, , hlm. 347-351
D. Priodesasi perkembangan peradaban islam
Sejak awal, Rasulullah SAW tidak pernah mengajar sistem feodal atau monarki. Maka, pemilihan khalifah (pada masa khulafaur rasyidin) dilakukan dengan tiga model pemilihan: aklamasi; penunjukan; atau (ketiga) melalui tim formatur (dewan syura).
Sementara di bidang ekonomi, Nabi SAW mewariskan prinsip: mengakui hak individu berikut penggunaannya; kepemilikan pribadi itu harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT; dan (prinsip ketiga) harta tersebut harus disalurkan kepada fakir miskin atau yang lebih membutuhkan. Sedang sistem sosial Islam merangkul semua lapisan masyarakat; mempertalikan si kaya dengan si miskin, dan raja dengan rakyat. Tidak ada kasta-kasta dalam Islam.
Islam menyajikan sistem tolong menolong antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi, Persia dan Romawi.
Semasa Dinasti Umayyah (Amawiyah) berkuasa (661-770M), banyak institusi politik dibentuk, misalnya undang-undang pemerintahan, dewan menteri, lembaga sekretariat negara, jawatan pos dan giro serta penasihat khusus di bidang politik.
Dalam tatanan ekonomi dan keuangan juga dibentuk jawatan ekspor dan impor, badan urusan logistik, lembaga sejenis perbankan, dan badan pertanahan negara. Sedang dalam tatanan teknologi, dinasti ini telah mampu menciptakan senjata-senjata perang yang canggih pada masanya, sarana transportasi darat maupun laut, sistem pertanian maupun pengairan ³
Wilayah kekuasaan Umayyah berkembang di sebelah Timur sampai ke Oxus, bagian barat India sampai Punjab dan Lahore. Di Utara, dikuasainya Pulau Rhodes, Cretta, sampai Konstantinopel. Sementara di Barat, dinasti ini menguasai seluruh Afrika Utara, Aljazair, Tangiers dan Spanyol.
3. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam Penerbit: Rajawali Pers Penulis: Ajid Thohir hal 37
Ketika Bani Umayyah digantikan Bani Abbasiyah (750-1258M), ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang lebih pesat. Gerakan keilmuan lebih bersifat spesifik. Di bidang astronomi, astronom pertama Muslim Muhammad ibnu Ibrahim Al-Farazi (777M) membuat astrolobe atau alat ukur ketinggian bintang. Lalu ada Ali ibn Rabban Al-Tabari (850M) sebagai dokter pertama yang mengarang buku Firdaus Al Hikmah. Tokoh kedokteran lainnya adalah Ibnu Sina, Al Razi dan Al Farabi.
Sementara di bidang kimia, muncul Jabir ibn Hayyan sebagai Bapak Ilmu Kimia Islam. Kimiawan Muslim lainnya ketika itu adalah Al Razi dan Al Tuqrai (abad ke-12M). Muncul pula sejarawan seperti Ahmad al-Yakubi dan Abu Jafar Muhammad bin Jafar bin Jarir Al-Tabari. Sedang ahli ilmu bumi termasyhur Ibnu Khurdazabah (820-913M).
Khusus di bidang hadits, dilakukan penyempurnaan, pembukuan dan pencatatan dari hafalan para sahabat. Mulailah dilakukan pengklasifikasian secara sistematis dan krologis, sehingga muncul apa yang kita kenal sebagai hadits shahih, dhaif, maudhu.
Bahkan dikemukakan pula kritik sanad dan matan, sehingga terlihat jarah dan takdil rawi sebuah hadits .
Apa yang disajikan Ajid Thohir dalam bukunya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam terbitan Rajawali Pers (PT Raja Grafindo Perkasa) ini membuktikan argumentasi reformis Islam asal Mesir Muhammad Abduh bahwa sangat tidak benar (persangkaan Barat selama ini) mengaitkan Islam dengan keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Justru Baratlah yang kemudian mencomot apa-apa yang terbaik dari peradaban Islam.
Pecahnya kekhalifahan
Umayyah adalah penguasa pertama yang mengubah sistem pemerintahan Islam, dari yang bersifat demokrasi menjadi monarki absolut 4
4. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam Penerbit: Rajawali Pers Penulis: Ajid Thohir hal 34
Demikian pula Bani Abbasiyah __meski berdasarkan nilai kebersatuan, moderat, universal, dan kesamaan hubungan dalam hukum__ merupakan daulat yang dibangun dengan sistem suksesi turun temurun 5.. Ketika terjadi konflik internal keluarga dan pada saat mereka kehilangan kendali terhadap daulat-daulat kecil, maka pecahlah kekuasaan kekhalifahan.
Di wilayah Barat, Andalusia, Dinasti Umayyah bangkit lagi dengan mengangkat Abdurahman Nasr menjadi khalifah/Amir Al-Mukminin. Di Afrika Utara, Syiah Amaliah membentuk Dinasti Fatimiah. Sementara di Mesir muncul Muhammad Ikhsyid sebagai penguasa dari Bani Abbas. Di Baghdad __pusat kekuasaan Abbasiyah__ sendiri, berdiri Bani Buwaihi. Yaman dan Tunisia pun bangkit.
Kekuasaan Umayyah dihancurkan Abbasiyah, karena ketidakadilan dalam kebijakan land reform serta konflik berkepanjangan dengan kaum Syiah. Sedang Daulat Abbasiyah dihancurkan pasukan Tartar dari Mongolia, ketika kejayaannya juga terus merosot dan lemah.
Ajid Thohir secara sistematis menyajikan bagaimana prosesi sejarah peradaban di kawasan dunia Islam ini berjaya dan jatuh bangun. Juga ia hadirkan keinginan-keinginan untuk mendirikan negara Islam, seperti yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan Ir Soekarno.
5. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam Penerbit: Rajawali Pers Penulis: Ajid Thohir hal 44
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Peradaban seringkali diartikan sama dengan kebudayaan menurut a.a. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (latin) atau civil (inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan
Suatu peradaban hanya akan wujud jika manusia di dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Suatu pemikiran tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih mendasar lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari pandangan hidup.
Islam menyajikan sistem tolong menolong antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi, Persia dan Romawi.
B. Saran
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa pada umumnya. Dan pada mahasiswa/1 semester empat pada khususnya. Agar lebih belajar dengan giat tentang sejarah peradaban islam karena agar kita lebih mengenal bagaimana sebuah peradaban tejadi yang pada makalah ini dititik beratkan pada peradaban islam.

DAFTAR PUSTAKA
1. Science And Civilization in islam, pengarang : seyyed Hossein nasr. penerbit : Barnes & Noble Books, State University of New York dialih bahasakan oleh DR. yazid penerbit Press, 1993
2. Abu Ishaq al Syathibi, dalam bukunya Al Muwafaqat fi Ushul al Syari’ah, Maktabah Tijariyah Kubra, Kairo diterjemahlkan oleh. Mukhsin dkk diterbitkan oleh yayasan UIN Jakarta- mei 2006
3. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam Penerbit: Rajawali Pers Penulis: Ajid Thohir Cetakan I: September 2004 + 364 halaman